
- Blueberry
Blueberry mengandung flavonoids bernama anthocyanin, yaitu zat anti oksidan yang meningkatkan system kekebalan tubuh. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2016 menyatakan bahwa flavonoids memainkan peran penting dalam meningkatkan kekebalan saluran pernapasan. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengkonsumi makanan yang banyak mengandung flavonoids lebih sukar terkena flu atau infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
- Dark chocolate
Dark chocolate atau coklat hitam mengandung anti oksidan bernama theobromine, yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang diproduksi tubuh saat mencerna makanan atau saat terekspos pada polutan. Radikal bebas dapat merusak sel-sel tubuh dan menimbulkan penyakit. Meski bermanfaat, dark chocolate memiliki kalori dan kandungan lemak jenuh (saturated fat) yang tinggi, sehingga Anda sebaiknya tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.
- Kunyit
Selain digunakan sebagai bumbu masak, kunyit juga banyak digunakan dalam pengobatan alternatif. Kunyit dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh karena kandungan curcumin, yang menurut studi tahun 2017 merupakan anti oksidan dan memiliki efek anti inflamasi.
- Ikan berlemak
Ikan berlemak seperti salmon, tuna dan gindara banyak mengandung asam lemak omega 3 (omega-3 fatty acids). Menurut sebuah studi di tahun 2014, konsumsi asam lemak omega 3 secara berkesinambungan dapat mengurangi risiko rematik (rheumatoid arthritis). Rematik adalah salah satu penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri.
- Brokoli
Brokoli mengandung banyak vitamin C dan zat anti oksidan sulforaphane.
- Ubi jalar
Ubi jalar kaya akan beta carotene, zat anti oksidan yang memberi warna oranye pada ubi jalar. Beta carotene adalah sumber vitamin A dan membantu menyehatkan kulit serta melindungi kulit dari kerusakan akibat pancaran sinar ultraviolet matahari
- Bayam
Bayam mengandung banyak nutrisi dan zat anti oksidan, termasuk di antaranya flavonoids, carotenoids, vitamin C dan vitamin E. Vitamin C dan E membantu sistem kekebalan tubuh, sementara flavonoids membantu mencegah flu.
- Jahe
Jahe banyak digunakan dalam makanan dan minuman dan banyak dikonsumsi pada saat udara dingin karena memberikan rasa hangat bagi tubuh. Selain itu, jahe memiliki efek anti inflamasi dan anti oksidan.
- Bawang putih
Bawang putih mengandung allicin yang dapat mengurangi risiko terkena flu.
- Teh hijau
Teh hijau mengandung sedikit kafein, sehingga bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak tahan kafein. Seperti halnya blueberry, teh hijau mengandung flavonoids yang bisa mengurangi risiko terkena flu.
- Kefir
Kefir adalah minuman hasil fermentasi yang mengandung bakteri hidup yang baik untuk kesehatan. Studi tahun 2017 yang dilakukan terhadap hewan di laboratorium menunjukkan bahwa mengkonsumsi kefir secara teratur dapat membantu:
- melawan bakteri
- mengurangi inflamasi
- meningkatkan aktivitas anti oksidan
- Biji bunga matahari
Biji bunga matahari dapat Anda tambahkan pada salad atau sereal. Kaya akan kandungan vitamin E, biji bunga matahari membantu memerangi radikal bebas.
- Almond
Kacang almond kaya akan kandungan vitamin E, mangan, magnesium dan serat. Kacang ini bisa Anda konsumsi sebagai cemilan.
- Jeruk dan buah kiwi
Jeruk dan buah kiwi kaya akan vitamin C, yang bisa membantu mengurangi durasi berjangkitnya flu.
- Paprika merah
Bagi mereka yang ingin menghindari kandungan gula dalam buah-buahan, paprika merah merupakan sumber vitamin C yang bagus untuk dikonsumsi. Untuk mempertahankan kandungan nutrisinya, lebih baik Anda menumis atau memanggangnya ketimbang merebus atau mengukusnya.
Disadur dari Medical News Today (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322412#which-foods-boost-the-immune-system)