
1. Imbal hasil yang didapat
Alasan utama investor memilih portofolio investasi adalah imbal hasil, dimana imbal hasil dari penempatan deposito selama setahun rata-rata bisa mencapai 6% sementara untuk reksadana pasar uang rata-rata bisa mencapai 7,3% dikarenakan boleh melakukan penempatan investasi pada obligasi dengan tenor maksimal 1 tahun sehingga imbal hasil reksadana pasar uang lebih besar daripada deposito.
2. Fleksibilitas Jangka waktu
Khusus untuk jangka waktu reksadana pasar uang lebih fleksibel. Dalam keadaan darurat investor dapat mencairkan kapan saja sesuai kebutuhan.Investasi pada deposito tidak fleksibel harus menunggu jatuh tempo, dimana pilihan jangka waktu telah ditetapkan bersama antara investor dengan bank. Jangka waktu deposito bisa 1 tahun, 6 bulan, 3 bulan dan yang paling cepat 1 bulan.
3. Pajak
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan bahwa bunga deposito merupakan objek pajak sebesar 20% yang tercantum pada PPh pasal 4 ayat 2. Pajak tersebut akan mengurangi imbal hasil yang didapat investor konservatif, sedangkan imbal hasil reksadana pasar uang bukan objek pajak.
4. Jumlah modal minimum investasi
Banyak yang beranggapan berinvestasi pada reksadana membutuhkan modal yang besar. Ternyata anggapan itu tidak tepat menggingat dengan Rp100ribu kamu bisa berinvestasi pada reksadana bahkan sekarang Raiz Invest Indonesia yang telah mempunyai ijin dari OJK sebagai Agen penjual reksadana hanya dengan Rp10ribu kamu sudah bisa berinvestasi reksadana. Pada deposito investor harus merogoh kocek lebih dalam dibandingkan berinvestasi pada reksadana pasar uang dengan jumlah minimum investasi pada umumnya sebesar Rp 1juta rupiah.
5. Adanya penalti
Adanya besaran penalti Deposito sudah ditetapkan oleh pihak bank apabila ada pencairan sebelum jatuh tempo. Besaran penalti sekitar 0,5-3%hal ini dapat merugikan bagi investor konservatif yang membutuhkan dana jika ada keadaan yang mendesak. Berbeda dengan deposito yang menerapkan penalti, khusus untuk reksadana pasar uang tidak ada penalti sehingga dana dapat dicairkan kapan saja.
So, bagi kalian yang termasuk kedalam karakteristik Investor konservatif setelah penjelasan diatas, pertimbangkanlah sebagian portofolio investasi kalian ke reksadana pasar uang.
Artikel ini di tulis oleh pandu_tyo@rocketmail.com pemenang promo menulis artikel tentang investasi.