Waspada Resesi Ekonomi: Keep Calm and Keep Investing - Raiz Invest

Indeks LQ45 turun 2,33% dalam sepekan terakhir. Penurunan pasar saham yang terjadi disebabkan oleh:

  1. Harga minyak bumi yang menembus USD120/barrel;
  2. Lockdown yang kembali terjadi di Shanghai, Tiongkok sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan dunia; dan
  3. Inflasi AS yang diperkirakan masih tinggi sehingga Federal Reserve berpotensi untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi.

Walaupun investor asing mencatatkan transaksi net buy pada pasar saham sebesar Rp1,5 triliun, transaksi tersebut tidak membantu pergerakan pasar saham karena sentiment akan potensi terjadinya resesi ekonomi akibat resiko stagflasi.

 

Sumber: Bloomberg, Raiz Invest Indonesia

 

Pasar obligasi juga mengalami pelemahan seperti pasar saham. Yield SUN 10 tahun naik 6bps ditutup di level 7,28% pada penutupan perdagangan akhir minggu lalu. Pelemahan yang terjadi pada pasar obligasi disebabkan oleh:

  1. Nilai tukar Rupiah yang kembali melemah ditutup pada Rp14,560; dan
  2. Inflasi AS yang masih tetap tinggi sehingga dapat membuat Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi.

Pertumbuhan inflasi Indonesia masih terjaga walaupun sudah menunjukkan kenaikan semenjak harga komoditas mengalami rally. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam menghadapi inflasi. Akan tetapi, kita melihat Bank Indonesia akan secara gradual menaikkan suku bunga acuannya (tidak seperti Federal Reserve yang agresif).

 

Sumber: Bloomberg, Raiz Invest Indonesia

 

Pasar saham dan pasar obligasi mengalami aksi profit taking seiring dengan bertumbuhnya kekhawatiran akan potensi resesi ekonomi dunia yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak bumi dan meningkatnya kembali jumlah kasus COVID-19 di beberapa negara, seperti lockdown yang kembali terjadi di Shanghai.

Meningkatnya resiko stagflasi di beberapa negara juga menjadi salah satu penyebab terjadinya aksi profit taking pada pasar saham dan pasar obligasi. Namun, Raizers perlu melihat bahwa beberapa sentiment positif di bawah ini bisa membuat Raizers yakin untuk menambah investasi pada Reksa Dana:

  1. Inflasi Indonesia masih terjaga dengan baik sehingga Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif dan lebih memilih untuk menaikkan secara gradual;
  2. Harga batu bara yang masih tinggi akan membuat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus; dan
  3. Investor asing kembali masuk ke pasar saham di saat pasar saham global menunjukkan peningkatan volatilitas.

Walaupun ada potensi resesi ekonomi dunia, Raizers tidak perlu khawatir dan harus keep calm, keep investing. Dengan menambah saldo investasi, Raizers akan mempunyai dana tambahan yang dapat digunakan untuk menghadapi resesi ekonomi apabila memang terjadi.

 

Sumber: Infovesta, Raiz Invest Indonesia

 

 

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui Reksa Dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana.

Investasi Sekarang! Download E-book Belajar Investasi Untuk Pemula


Ada Pertanyaan? whatsapp